AIKIBUDO RESTRAIN & REMOVAL WORKSHOP TOUR
Onegai Shimasu
Pada tanggal 5 April 2014 Tenkei Aikidojo berpartisipasi menghadiri Aikibudo Restrain & Removal Workshop Tour yaitu seminar
beraliran Yoshinkan Aikido yang
diselenggarakan oleh Aikido Shudokan
Indonesia di bawah bimbingan Mark
Hadiarja Sensei (4th Dan). Workshop-nya sendiri dipimpin oleh 2 orang shihan dari Yoshinkan Aikido
yaitu Robert Mustard Sensei (7th Dan) dan Joe Thambu Sensei (7th Dan).
Poster Aikibudo Workshop (courtesy Aikido Shudokan Indonesia and Google) |
Sedikit pengenalan tentang Yoshinkan Aikido, aliran tersebut merupakan aliran yang didirikan
oleh Gozo Shioda Soke (10th Dan). Sepengetahuan
penulis, Gozo Shioda Soke adalah
salah satu murid O’Sensei Morihei
Ueshiba yang cukup lama mengikuti sang guru, dimulai dari sebelum Perang
Dunia II sampai setelahnya. Catatan terakhir tentang tingkatan beliau adalah
9th Dan Aikido diuji oleh O’Sensei sendiri (saat itu tingkatan
seorang murid ditentukan langsung oleh O’Sensei
dengan cara beliau sendiri, ada yang diuji dengan ujian resmi, ada yang langsung
diberikan tingkatan tertentu). Aliran Yoshinkan
terkenal dengan pola latihan yang lebih terstruktur dengan beberapa basic kata yang disebut Kihon Dosa, dengan pola latihan yang
sedikit lebih “keras” dibandingan aliran Aikikai
atau aliran Aikido lainnya, Yoshinkan Aikido banyak diterapkan di
kepolisian ataupun institusi kedinasan
lain yang lebih dekat dengan militerisme.
Menarik untuk diketahui bahwa Yoshinkan Aikido didirikan saat O’Sensei
masih hidup dan banyak cerita kedekatan antara O’Sensei dan Gozo Shioda Soke
atau pun Aikikai dengan Yoshinkan Aikido, sedikit berbeda
dengan aliran Aikido lainnya yang
didirikan setelah O’Sensei meninggal
yang hubungannya dengan Aikikai terkesan kurang harmonis.
Salah satu murid senior Gozo Shioda Soke yaitu Kyoichi Inoue Sensei
(10th Dan) yang pernah
memimpin Yoshinkan Aikido Honbu
sebagai Kancho, mempunyai seorang
murid yang berdomisili di Australia, yaitu Joe Thambu Sensei. Atas izin dari Kyoichi Inoue Sensei, didirikanlah Aikido
Shudokan yang berinduk langsung ke Yoshinkan
Honbu Dojo. Salah satu murid Joe Thambu Sensei
yang berkebangsaan Indonesia adalah Mark Hadiarja Sensei yang kemudian mendirikan Aikido
Shudokan Indonesia dengan dojo
pusatnya berada di Bandung. Saat ini Aikido
Shudokan Indonesia terdiri dari beberapa dojo di Bandung dan Jakarta. Suatu hal yang patut dibanggakan dan
disyukuri adalah hubungan antara Aikido
Shudokan Indonesia yang beraliran Yoshinkan
dengan dojo-dojo lain di Indonesia
yang mayoritas beraliran Aikikai
terjalin dengan baik. Tidak jarang Mark Hadiarja Sensei dan murid-muridnya terlihat berpartisipasi dalam seminar
ataupun acara resmi Yayasan Indonesia Aikikai,
ataupun sebaliknya.
Tambahan informasi adalah Kyoichi Inoue Sensei sendiri saat ini sudah tidak bergabung dengan Yoshinkan Aikido, beliau mendirikan
aliran/organisasi sendiri dengan nama Shinwakan
Aikido, dan sepengetahuan penulis, Aikido
Shudokan Australia dan Aikido
Shudokan Indonesia berinduk ke Shinwakan
Aikido.
Robert Mustard Sensei
sendiri adalah salah satu murid Yoshinkan
Aikido yang pernah dilatih langsung oleh Gozo Shioda Soke, Kyoichi Inoue Sensei,
dan shihan Yoshinkan Aikido lainnya.
Beliau berdomisili di Kanada.
Kembali ke topik utama Aikibudo
Restrain & Removal Workshop Tour, acara ini sendiri di Indonesia
diadakan di 3 kota yaitu Bandung pada 4 April, Jakarta pada 5 April, dan
Yogyakarta pada 6 April 2014. Tenkei
Aikidojo berpartisipasi langsung melalui Eka Machdi Ramdani Sensei, Anton Kurniawan Senpai, dan penulis sendiri. Bertempat
di bengkel Crossfit daerah SCBD
Jakarta. Tiba di lokasi acara tepat pada waktunya, kami sempat meluangkan waktu
sejenak mengagumi beberapa mobil mewah seperti Lamborghini yang terparkir di parkiran bengkel Crossfit tersebut.
Kami mengikuti tradisi yang kami tahu (walaupun belum tentu
benar) dengan tidak menggunakan hakama
pada acara tersebut, walaupun Robert Mustard Sensei sendiri telah mengizinkan. Melakukan hal tersebut cukup
melegakan penulis karena kami lihat Mark Hadiarja Sensei dan para yudansha
Aikido Shudokan Indonesia tampak tidak menggunakan hakama, ditambah dengan niat agar gerakan sabaki yang kami lakukan dapat terlihat langsung oleh Robert
Mustard Sensei dan Joe Thambu Sensei sehingga dapat langsung dikoreksi
apabila kurang tepat.
Dimulai dengan pemanasan yang sedikit berbeda dari yang
biasa dilakukan di Tenkei, yaitu
dengan berhitung bersama tiap gerakan dalam bahasa Jepang dan sedikit bersuara
keras, latihan lalu dibuka oleh Robert Mustard Sensei yang memulainya dengan menjelaskan sedikit perbedaan Yoshinkan Aikido dengan aliran Aikido lainnya. Seluruh instruksi Robert
Mustard Sensei dan Joe Thambu Sensei dilakukan dalam bahasa Inggris
dan diterjemahkan dengan baik dan secara langsung oleh Mark Hadiarja Sensei.
Robert Mustard Sensei
menginstruksikan kepada 3 orang murid beliau untuk menunjukkan gerakan Kihon Dosa yang dilakukan dengan gerakan
terlatih yang sangat tegas. Gerakan-gerakan dalam Yoshinkan Aikido untuk tingkatan dasar dilakukan dengan kuda-kuda (kamae) tegap dan kokoh, langkah-langkah
kaki (ashi sabaki) yang lebar dan
kokoh serta berakhir dalam posisi yang diusahakan serendah mungkin tetapi tetap
dalam keadaan center line dan
keseimbangan yang baik. Posisi-posisi rendah tersebut dilakukan berdasarkan
prinsip “apabila posisi bagian bawah tubuh sangat kuat, kokoh, dan seimbang, bagian atas tubuh akan menjadi rileks”.
Pada workshop ini,
diatur sedemikian rupa untuk dipimpin secara bergantian oleh Robert Mustard Sensei dan Joe Thambu Sensei dengan porsi masing-masing. Robert Mustard Sensei menjelaskan
prinsip-prinsip dasar dan teknik baku, dilanjutkan oleh Joe Thambu Sensei yang menjelaskan prinsip dan
teknik tersebut secara lebih aplikatif.
Teknik-teknik yang dilatih antara lain adalah shomen uchi ikkyo dan nikkyo, yang lalu diaplikasikan dengan
kuncian bawah yang agak berbeda dari teknik bakunya oleh Joe Thambu Sensei. Kuncian bawahnya dilakukan
dengan meletakkan lutut nage diatas
bahu uke yang tangannya dipegang
vertikal oleh nage, dengan posisi nage menghadap uke dan melihat keseluruh badan uke
dari kepala sampai kaki (akan lebih mudah dijelaskan di dojo daripada melalui tulisan).
Berikutnya dilatih teknik
Jodan Tsuki dan Mae Geri Irimi Nage,
yang diaplikasikan dengan 3 macam akhiran oleh Joe Thambu Sensei, yaitu uke
diletakkan vertikal kebawah dan berakhir dengan cekikan “gunting”, lalu ada
akhiran yang seperti Irimi Nage
normal yaitu uke dilempar jauh ke
belakang dengan gerakan pinggang dan ashi
sabaki yang lebar, kokoh, dan sudut yang tepat, dan terakhir dilakukan
dengan akhiran kepala uke dijepit
dengan tangan nage dan diletakkan di
sisi pinggang nage lalu dapat dibawa berjalan. Hal menarik dari teknik terakhir, Joe Thambu Sensei menjelaskan salah satu prinsip yaitu dalam Aikido, nage tidak pernah menarik, tetapi harus selalu dalam posisi
mendorong. Dengan demikian, teknik tersebut memosisikan badan uke dibelakang nage dan kepalanya dijepit disisi pinggang nage, tetapi saat berjalan ke depan, nage bukan menarik uke,
melainkan mendorong (sekali lagi, lebih mudah dijelaskan langsung di dojo dengan gerakan daripada melalui
tulisan).
Prinsip-prinsip dasar yang terdengar tidak asing di telinga
adalah dijelaskan tentang Chusin Ryoku
(power of center line) dan Shuchu
Ryoku (focused power). Shuchu Ryoku
ditunjukkan oleh Joe Thambu Sensei
melalui teknik menekan punggung kaki uke
dengan jempol kaki nage, dan satu
lagi dilakukan dengan jari tangan nage
yang menekan dada/bahu/titik tertentu di leher uke.
Penulis dan Joe Thambu Sensei |
Pada penutupan acara, Joe Thambu Sensei mewakili diri sendiri, Robert Mustard Sensei, dan Aikido Shudokan
Indonesia, mengucapkan terima kasih kepada panitia dan peserta, dan beliau
menyampaikan kekagumannya pada keterbukaan pikiran peserta yang mayoritas
beraliran Aikikai. Menurut beliau,
seminar semacam ini apabila dilakukan di Australia, tidak akan ada satu pun
peserta dari Aikikai.
Joe Thambu Sensei dan Eka Machdi Ramdani Sensei |
Walaupun workshop
atau latihan satu hari hampir tidak ada artinya untuk mempelajari
sesuatu secara mendalam, diharapkan apa yang disampaikan dapat menambah
pengetahuan para peserta dan akan menjadi sangat tak ternilai bagi Robert
Mustard Sensei dan Joe Thambu Sensei apabila apa yang mereka sampaikan
dapat bermanfaat dalam “perjalanan” para Aikidoka
dalam menjalani jalan Budo ini.
Acara ditutup dengan foto bersama, foto sendiri-sendiri dengan
para Shihan, dan foto-foto bebas yang
mengesankan karena Mark Hadiarja Sensei
memperagakan ukemi nage sendiri yang
diistilahkan dengan airtime karena
tampak seperti ada momen-momen diam di udara.
Penulis, Robert Mustard Sensei, dan Eka Machdi Ramdani Sensei |
Eka Sensei, Anton Senpai, dan penulis sendiri mengadakan
“acara penutupan” sendiri dengan menikmati segelas jus alpukat di daerah blok
S, sambil mendengarkan sedikit penjelasan Eka Sensei tentang seminar hari itu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Robert Mustard Sensei dan Joe Thambu Sensei atas pengajarannya, Mark Hadiarja
Sensei dan Aikido Shudokan Indonesia atas pelaksanaan workshop dan sambutan yang baik, para peserta workshop, serta kepada Eka Machdi Ramdani Sensei dan Anton Kurniawan Senpai
. Walaupun ada insiden kecil yaitu tangan Anton Senpai sempat cedera dan bengkak selama beberapa hari (semoga cepat
sembuh, Anton Senpai), tetapi workshop ini merupakan salah satu
pengelaman yang sangat berharga bagi penulis sendiri.
Domou Arigato
Gozaimasu m(__ __)m
Jakarta, 8 April 2014
Farman B. Razif
Komentar
Posting Komentar