5th Aikido Seminar With Ichiro Shishiya Sensei ( 7th Dan Aikikai)


  Onegai shimasu
Setiap seminar Shozen Kai Aikido yang dibimbing oleh Sensei Ichiro Shishiya sangat sayang  jika dilewatkan. Hal tersebut disebabkan beberapa alasan, antara lain karena Shozen Kai Aikido dipimpin oleh Sensei Rista dan Sensei Dedy yang bisa dikatakan mempunyai sejarah panjang dengan Tenkei Aikidojo (seperti sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya, Sensei Rista bersama Sensei Eka yang mengawali dimulainya latihan aikido di UI dan sampai saat ini juga masih sesekali mengajarkan ken dan jo suburi di Dojo UI, Sensei Dedy juga merupakan rekan sesama aikidoka yang dahulu sering berlatih bersama), dan yang tidak kalah pentingnya adalah Shozen Kai Aikido lebih fokus pada aikido yang dikembangkan oleh Sensei Shoji Nishio (Dan 8 Aikikai), yang mempunyai bentuk teknik berbeda dengan yang biasa dilatih di Tenkei Aikidojo.


Saya sendiri secara pribadi mempunyai alasan lain selain dari yang sudah disebutkan tadi, yaitu setelah mengikuti 3 dari 4 kali seminar oleh Sensei Shishiya di Jakarta, kesan yang saya dapatkan adalah Sensei Shishiya lebih dari sekedar mengajarkan teknik aikido, beliau selalu menitik beratkan bagaimana kita sebagai aikidoka melakukan teknik tanpa ada perasaan ingin mengalahkan partner/uke, dan uke pun tidak merasa dikalahkan. Dengan kemampuan bahasa Inggris beliau yang menurut saya lebih baik dari sebagian besar sensei yang datang dari Jepang, pelajaran yang beliau sampaikan lebih dapat dimengerti dan dicerna.  Cara penyampaian yang diselingi dengan humor-humor khas beliau sudah sangat melekat diingatan saya, bahkan salah seorang rekan aikidoka yang hampir selalu mengikuti seminar Sensei Shishiya sudah dapat meniru aksen berbicara beliau saat mengucapkan kata-kata “favorit” nya, “how to do”.

Pelajaran tentang bagaimana state of mind seorang aikidoka menghadapi serangan selalu diulang-ulang oleh Sensei Shishiya. Sebelum serangan datang atau pertarungan dimulai, seorang aikidoka sudah harus menyiapkan “skenario” yang akan terjadi, hal ini disebut dengan tsukuri. Setiap teknik aikido yang dilakukan memberi nage kesempatan berkali-kali untuk dapat melakukan serangan mematikan terhadap uke. Namun, kemampuan mengontrol dan mengakhiri pertarungan tanpa menciptakan pemenang dan pecundanglah yang menentukan kualitas seorang nage tersebut sehingga dapat disebut aikidoka atau bukan.

Seminar kali ini dilaksanakan pada tanggal 6-8 Desember 2013 di Gd. PHE Tower Jl. TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Dari info yang didapat, Shozen Kai Aikido memiliki dojo yang baru dibuka sekitar 3 bulan yang lalu di gedung tersebut. Seminar Sensei Shishiya yang kelima kali nya ini seingat saya merupakan seminar beliau yang pertama kali diadakan di tempat yang ber-AC, setelah sebelumnya diadakan di GOR Bulungan, Jakarta Aikido Dojo Sepolwan, dan dua kali diadakan di PTIK.

Seharusnya, seminar kali ini menjadi seminar Sensei Shishiya yang pertama kali dihadiri oleh cukup banyak peserta dari Tenkei Aikidojo, sayang, Sensei Eka tidak dapat hadir karena sedang kurang sehat. Mengulang kembali seminar-seminar sebelumnya yang diadakan oleh Shozen Kai Aikido, pertama kali diadakan pada tanggal 8-10 Juli 2011 di GOR Bulungan, Jakarta Selatan. Peserta dari Tenkei Aikidojo adalah Sensei Eka, saya sendiri, dan senpai Risa (sebelum pindah ke aikikenkyukai). Lalu seminar kedua oleh Sensei Shishiya diadakan pada tanggal 6-8 Juli 2012 di Jakarta Aikido Dojo Sepolwan, dihadiri oleh Sensei Eka dan saya sendiri dari Tenkei Aikidojo. Seminar ketiga adalah pada 1-2 Desember 2012 di PTIK dihadiri oleh Sensei Eka sendiri, dan seminar keempat di tanggal 28-30 Juni 2013 di PTIK dengan dihadiri oleh Sensei Eka dan saya.

Seminar Sensei Shishiya yang kelima ini dihadiri oleh empat peserta dari Tenkei Aikidojo yaitu Juna, Dita, Muhammad, dan saya sendiri.  Hari pertama seminar yaitu pada hari Jumat 6 Desember 2013 diadakan dalam 2 sesi dimulai dari jam 4 sore dan berakhir pada jam 8 malam. Sensei Shishiya mengajarkan teknik ikkyo dari berbagai macam serangan antara lain, ai hanmi katate dori, gyaku hanmi katate dori, ryote dori, morotei dori, dan kata dori men uchi. Gerakan-gerakan dalam sebuah teknik terasa sedikit berbeda dari gerakan teknik aikikai pada umumnya, kamae dilakukan dengan kaki hampir sejajar sehingga tidak seperti posisi kuda-kuda. Gerakan irimi yang merupakan salah satu ciri khas aikido yang dikembangkan oleh Sensei Nishio dan kemudian oleh Sensei Shishiya selalu menjadi gerakan pertama setelah tsukuri dan “mempersilakan” serangan dilakukan oleh uke. “Please hold me”, demikian Sensei Shishiya mengucapkan kata-kata yang menunjukkan state of mind seorang aikidoka dalam menghadapi suatu pertarungan/serangan.

Ciri khas lainnya adalah gerakan tangan yang selalu menunjukkan seolah-olah gerakan yang dilakukan selalu dengan pedang/shinken, baik dalam keadaan tersarung di pinggang maupun sudah dipegang di tangan.

Hari kedua seminar pada hari Sabtu 7 Desember 2013 dimulai di pagi hari sekitar jam 9.30, diadakan dalam 4 sesi, hingga berakhir jam 20.00. Pada seminar hari kedua mulai dilatih metode-metode latihan yang mungkin dapat dikatakan tidak ada dalam metode latihan dojo aikikai lainnya. Yaitu selain taijutsu (baik nage maupun uke dalam keadaan tangan kosong), dilatih pula teknik aikido dengan metode ken no tebiki dan jo no tebiki (nage melakukan teknik aikido dengan memegang ken atau jo, uke dengan tangan kosong), tachi dori (nage dengan tangan kosong, uke memegang ken).

Kejadian lucu saat latihan adalah saat Sensei Shishiya menunjukkan gerakan atemi yang dapat dilakukan dalam proses sebuah teknik, yang kadang mengarah ke alat vital, lalu sensei menunjukkan gerakan “membuang” apa yang tadi menjadi sasaran atemi tersebut seolah-olah tercabut dari tempatnya. Kejadian yang sedikit lucu di luar latihan adalah saat Sensei Shishiya tidak dapat memakan menu makan siang yang disediakan panitia karena sedikit pedas, walaupun kemudian hal tersebut menjadi sebuah keprihatinan bagi semua setelah mengetahui adanya kemungkinan kejadian tersebut yang mengawali kondisi Sensei Shishiya yang kurang sehat pada seminar hari ketiga.

Pada hari kedua ini jumlah peserta seminar lebih banyak dari hari pertama. Saya sendiri sangat bersyukur dapat berkenalan dan bersilaturahmi dengan yudansha-yudansha yang ikut mengembangkan aikido versi Sensei Nishio di Indonesia seperti Sensei Purwanto, Pak Panutan, Sensei Raymond, dan lainnya.

Seperti diceritakan sebelumnya, pada hari ketiga seminar yaitu hari Minggu 8 Desember 2013, Sensei Shishiya dalam keadaan kurang sehat, sehingga seminar sesi pertama dipimpin oleh Sensei Rista dengan mengulang materi yang diajarkan oleh Sensei Shishiya pada seminar hari pertama dan kedua. Sesi kedua dipimpin oleh Sensei Shishiya yang walaupun berusaha tampil seperti biasa  tetap terlihat sedikit kurang sehat. Seminar tetap berjalan seperti biasa dengan semangat latihan yang tidak berkurang dari sebelumnya. Sesi terakhir ini diisi dengan latihan Toho Iai yang diciptakan oleh Sensei Nishio dan bentuk baru yang dikembangkan oleh Sensei Shishiya yang beliau sebut dengan Yurusu Toho.

Ada tiga teknik Toho yang dilatih, yaitu Shohatto Mae Giri, Ukenagashi, dan Ai Hanmi. Ketiga teknik tersebut dilatih dengan dua macam bentuk yaitu bentuk asli dari Sensei Nishio dan bentuk yang sudah dikembangkan oleh Sensei Shishiya. Sensei Shishiya menyampaikan bahwa teknik akan semakin berkembang dengan adanya pemikiran-pemikiran lanjutan dari sensei-sensei sebelumnya, bukan dengan mengganti teknik yang lama, melainkan dengan sedikit mengubah bentuknya sehingga dapat lebih banyak menerapkan prinsip-prinsip yang diharapkan.

Seperti biasa, seminar diakhiri dengan foto bersama Sensei Shishiya dan semua peserta, kemudian foto bersama Sensei Shishiya dengan peserta dari tiap-tiap dojo, dan tidak lupa pula foto pribadi dengan latar shomen yang menarik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Sensei Ichiro Shishiya atas ajaran dan bimbingannya yang selalu memberikan pencerahan-pencerahan baru. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Sensei Rista, Sensei Dedy, rekan-rekan Shozen Kai Aikido, dan rekan-rekan peserta seminar lainnya. Semoga seminar kali ini bermanfaat tidak hanya bagi perkembangan aikido itu sendiri, tetapi juga perkembangan pribadi-pribadi aikidoka yang mendalami aikido.

Tidak lupa kami mendoakan semoga kesehatan Sensei Ichiro Shishiya  lekas pulih sehingga dapat kembali ke Jepang tanpa suatu kendala apa pun, dan juga semoga kesehatan Sensei Eka segera pulih kembali sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Sampai bertemu di latihan berikutnya.

Doumo Arigato Gozaimasu  m(__ __)m


Jakarta, 10 Desember 2013

(Farman Razif)         

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Tenkei Aikidojo

Peran Sempurna Seorang Uke

TENKEI AIKIDOJO 2020-2021